Info Terbaru 2022

Menjadi Guru Yang Baik Demi Generasi Lebih Baik

Menjadi Guru Yang Baik Demi Generasi Lebih Baik
Menjadi Guru Yang Baik Demi Generasi Lebih Baik
Menjadi Guru Yang Baik Demi Generasi Lebih Baik Menjadi Guru Yang Baik Demi Generasi Lebih Baik
Guru yang baik akan terus berinovasi untuk menyebarkan segala kemampuan yang di miliki (Ilustrasi)
Bagaimana aku tahu bahwa aku bekerjsama yaitu guru yang baik? “Dapatkah aku berguru untuk menjadi guru yang baik? Atau apakah ini yaitu talenta yang harus dimiliki dari lahir?” pertanyaan ini menjadi hal yang lumrah bagi setiap jiwa yang menjiwa dunia pendidikan, tentunya setiap guru yang baik akan terus berinovasi untuk menyebarkan segala kemampuan yang di miliki untuk menjadi guru yang baik.

Guru terdapat dalam tiga rasa dasar : Super, excellent, dan good. Rasa apa yang kita inginkan sebagai guru tergantung pada kekuatan personal Kita, kekerabatan pertemanan, tujuan profesional, dan prioritas individual Kita. Sebelum Kita mulai mengajar, pikirkanlah dengan serius berapa banyak waktu, dan energi emosional yang sanggup Kita berikan untuk bekerja di luar rumah.

Lihat kembali kehidupan Kita, hubungan-hubungan Kita, kewajiban keuangan dan emosional Kita, serta tujuan-tujuan personal dan karier Kita. Jika Kita sulit untuk memhitung hidup Kita secara objektif, diskusikanlah situasi Kita dengan sahabat atau keluarga bersahabat yang mungkin sanggup menyebarkan prosfek Kita.

Sebagai Contoh :

Jika abang Kita menilai bahwa Kita suka akan baju-baju mahal dan suami Kita mengingatkan bahwa Kita menjadi tidak sabaran dan sangat kritis di bawah tekanan stres, Kita harus tetapkan apakah Kita akan menjahit baju Kita dan bekerja keras sesuai yang diharapkan untuk menyebarkan kesabaran yang lebih besar.

Putuskanlah apa yang penting buat Kita dan aspek-aspek apa yang Kita prioritaskan dalam hidup Kita. Apakah anak-anak, orang tua, pasangan, atau pacar Kita akan merasa diabaikan kalau Kita akan menghabiskan waktu senggang Kita dengan menciptakan rencana mengajar atau membimbing murid? Berapa banyak energi emosional yang akan Kita simpan sepanjang hari biar Kita mempunyai jumlah yang cukup tersisa untuk keluarga Kita dimalam hari?Akankah Kita akan merasa nyaman membimbing murid Kita dalam problem eksklusif mereka ataukah Kita akan menunjukkan masalah-masalah itu kepada orang renta atau wali mereka?

Tidak ada tanggapan benar atau salah bagi pertanyaan-pertanyaan itu, tapi kalau Kita tahu jawabannya sebelum Kita memulai mengajar, Kita akan menjadi guru yang lebih bahagia, dan pelatih yang lebih sukses. Tidak semua orang sanggup atau harus menjadi guru super, sangatlah diterima guru yang excellent atau good.

Mengajar dengan super membutuhkan energi fisik, emosi, dan mental yang sangat tinggi. Guru-guru super biasanya datang di sekolah lebih awal dan pulang lebih akhir. Mereka juga menghadiri seminar dan melanjutkan kuliah pendidikan, sukarelawan bagi acara murid, dan menunjukkan diri mereka bagi murid-murid yang membutuhkan tunjangan ekstra di dalam maupun di luar kelas. Karena guru super menikmati kekerabatan yang solid dengan para muridnya, mereka tidak harus berfokus pada berapa banyak waktu atau energi untuk menerapkan disiplin di kelas-kelas mereka.

Sebaliknya, ada pasang surut dan proses memberi dan menerima, dimana rasa mengajar sama menyerupai para pelari mencicipi sensasi ketagihan untuk berlari. Sayangnya, kalau mereka bukan orang luar biasa dengan cadangan energi yang mengagumkan atau kalau mereka tidak berusaha meremajakan diri mereka sendiri secara teratur, para guru super mungkin akan sangat lelah.

Mengajar dengan super membutuhkan dukungan fisik dan mental yang sangat besar, tergantung dari anggaran Kita, yang mungkin akan menyerap pula sejumlah uang. Jika Kita belum menikah, belum mempunyai anak, dan tidak mempunyai ikatan, Kita mungkin akan menentukan untuk membaktikan seluruh energi Kita untuk mengajar. Tetapi, kalau Kita yaitu orang renta tunggal dengan tiga anak kecil dan mempunyai seorang pacar atau sahabat dekat, Kita mungkin tidak akan dan tidak sanggup mencurahkan energi yang sangat besar yang dibutuhkan untuk menjadi guru super.

Memiliki anak bukan berarti larangan untuk menjadi guru super, ini artinya Kita harus memastikan bahwa keluarga Kita memahami dan mendukung pilihan mengajar Kita. Jika kita mempunyai bawah umur yang sanggup mengikuti keadaan dengan baik, sanggup memotivasi diri sendiri dan hormat pada Kita dan pasangan Kita, kalau pasangan Kita mendukung tujuan-tujuan karier Kita, dan kalau Kita mempunyai tingkat energi yang tinggi, maka Kita kemungkinan akan sanggup mengatasi stres yang terjadi dalam mengajar secara super. Tetapi jangan memaksa diri sendiri, kalau Kita tidak sanggup menjadi seorang yang luar biasa. Menjadi guru yang exellent atau good yaitu pencapaian yang sesungguhnya.

Baca juga: Bagaimana Menjadi Guru Idola? Inilah Caranya

Untuk itu mari menjadi guru yang super untuk mewujudkan suasana berguru yang PAIKEM. Dengan cara terus berinovasi untuk menyebarkan kemampuan personal kita, intelektual, emosional, spritual, tentunya menjadi modal utama kita untuk menjadi seorang guru yang super!!!

*) Ditulis oleh Taufik Akbar Hasibuan, Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Aek Nabara Barumun, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara.
Advertisement

Iklan Sidebar