Info Terbaru 2022

Pelajaran Pmp Akan Dihidupkan Lagi Di Sekolah

Pelajaran Pmp Akan Dihidupkan Lagi Di Sekolah
Pelajaran Pmp Akan Dihidupkan Lagi Di Sekolah
Pelajaran PMP akan Dihidupkan Lagi di Sekolah Pelajaran PMP akan Dihidupkan Lagi di Sekolah
Mata pelajaran PMP dianggap penting untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengembalikan Pendidikan Moral Pancasila (PMP) sebagai mata pelajaran di sekolah untuk memperkuat penerapan nilai Pancasila. Meski begitu, kehadiran PMP tidak serta menghapus keberadaan pendidikan karakter yang sudah ada sebelumnya.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, Ari Santoso menyampaikan pendidikan abjad dapat dimasukkan menjadi sub penggalan dari pembelajaran PMP. Pelajaran pendidikan abjad penting diajarkan di sekolah untuk menanamkan jiwa nasionalisme semenjak dini.

Mata pelajaran PMP ini merupakan kajian yang sudah usang dibahas dan dipertimbangkan oleh pemerintah. Di satu sisi penting untuk abjad anak bangsa, namun di sisi lain juga tidak begitu saja dikembalikan sebab sudah terlalu banyaknya kurikulum yang gres di sekolah.

Seperti yang lansir dari Medcom (26/11/18) berdasarkan Ari, perubahan kurikulum akan sering terjadi. Seiring dengan perkembangan zaman para akseptor didik. Setiap perubahan menyerupai itu selalu ada kajian akademik dan lainnya. Kewenangan menyerupai itu ada di Kemendikbud.

Rencana mengembalikan mata pelajaran PMP dianggap penting untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila. Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Supriano menyampaikan rencana itu masih dalam pembahasan. Belum terperinci apakah ada pengurangan atau penambahan materi PMP yang gres dengan yang pernah digunakan sebelumnya.

"PMP kita akan kembalikan lagi sebab ini banyak yang harus dihidupkan kembali, bahwa Pancasila ini luar biasa buat bangsa kita, itu mungkin yang akan kita lakukan," kata Supriano yang kutip dari CNN (26/11/18).

Ditambahkannya, permasalahan munculnya paham-paham radikalisme dan banyak sekali paham lain yang bertentangan dengan norma Pancasila sebagai dasar negara pun diakuinya menjadi salah satu alasan pendidikan dasar ini mesti kembali diterapkan. Pancasila dapat digunakan sebagai pondasi untuk benteng dari paham radikal yang merusak bangsa.

Dia memastikan PMP yang diwacanakan akan kembali dipelajari ini nantinya tak hanya sekadar ilmu hafalan bagi siswa sekolah, tetapi harus juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, pihaknya sedang menyiapkan kembali lagi pendidikan pancasila yang lebih eksplisit.

Baca juga: Anak Indonesia Kuat dalam Hapalan Lemah Penalaran

"Pembelajaran pancasila bukan ceramah-ceramah. Kita sesuaikan contohnya tolong-menolong. Nanti polanya tidak menyerupai dulu menjadi hafalan ke depan ini penyampaiannya melalui siswa aktif. Pancasila bukan untuk dihafal tapi untuk dipraktikkan." terperinci Supriano.

PMP merupakan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah semenjak tahun 1975. PMP saat itu menggantikan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang telah masuk dalam kurikulum sekolah di Indonesia semenjak tahun 1968. PMP berisi materi Pancasila sebagaimana diuraikan dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau dikenal juga dengan sebutan P4.

Namun, mata pelajaran PMP diubah lagi pada tahun 1994 menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), dan pada masa Reformasi PPKn diubah menjadi PKn dengan menghilangkan kata Pancasila yang dianggap sebagai produk Orde Baru.
Advertisement

Iklan Sidebar