Info Terbaru 2022

Yang Perlu Dilakukan Dikala Anak Sering Berkata Kasar

Yang Perlu Dilakukan Dikala Anak Sering Berkata Kasar
Yang Perlu Dilakukan Dikala Anak Sering Berkata Kasar
Yang Perlu Dilakukan Ketika Anak Sering Berkata Kasar Yang Perlu Dilakukan Ketika Anak Sering Berkata Kasar
Orangtua harus jeli mencari penyebab anak makin bahagia memakai kata-kata kasar/jorok tersebut.

Pergaulan anak yang semakin luas, tak hanya di dalam rumah lagi, namun di luar rumah dan di sekolah. Selain memperlihatkan imbas positif, juga sanggup menyumbangkan imbas negatif. Salah satu imbas negatif itu, anak jadi menerima perbendaharaan kata-kata kasar/jorok yang mengakibatkan para orangtua resah dalam mengatasi sikap anak ini.

Perilaku suka memalsukan amat menempel pada anak-anak. Apa yang dilihat atau didengar di lingkungannya, akan ditiru anak. Begitu ada sesuatu yang gres di lingkungan, termasuk kata-kata kasar/jorok akan cepat diadopsinya. Selain itu, kemampuan anak untuk mempelajari hal gres berkembang pesat dan bersemangat mengeksplorasi banyak sekali hal di lingkungan.

Pada umumnya, ketika anak berkata kasar, ia belum memahami benar arti kata-kata yang ia ucapkan. Anak pun belum memahami, apakah kata-kata itu pantas atau tidak pantas untuk diucapkan. Jadi, anak menyampaikan hal itu bukan bermaksud memaki, tetapi semata-mata hanya sekadar meniru. Apalagi jikalau reaksi lingkungan mendukung hal itu.

Tentunya orangtua tak boleh berdiam diri. Kita perlu meluruskan sikap atau sikap anak semoga tidak menjadikan hal-hal negatif lain. Apalagi kalau hingga menganggap, anak berkata bernafsu ialah hal biasa-biasa saja, bukan sesuatu yang ”tabu”. Berikut ini langkah-langkah bijak yang sanggup diambil ketika anak berkata bernafsu menyerupai yang  lansir dari Kompas (30/09).

Saat anak berkata kasar, awasi dan dampingi anak ketika bermain. Hindari lingkungan yang “mengesahkan budaya” berucap kata-kata tak pantas. Namun perlu diingat, kita tidak bisa terus-menerus “mensterilkan” lingkungan anak. Lambat-laun akan ada efek dari lingkungan luar yang memang tidak sesuai dengan nilai-nilai faktual yang telah ditanamkan di rumah (keluarga).

Baca: Cara Agar Anak Mendengar dan Nurut Ketika Diberitahu

Saat anak berkata kasar, jelaskan arti katanya. Coba tanyakan pada anak apa maksud anak berkata kasar. Bisa jadi ia memang belum paham arti kata-kata kasar/jorok itu dan belum sadar kalau kata-kata itu sanggup menyakiti orang lain. Gali pemahaman anak ihwal kata tersebut dan mencari tahu alasan ia melontarkannya, kemudian meluruskan perilakunya yang kurang terpuji itu.

Membuat komitmen ketika anak berkata kasar. Bila anak memakai kata kasar, buat komitmen dengannya. Contoh, bila ia masih mengucapkan kata tersebut, padahal sudah dinasihati, maka ia akan dieksekusi sesuai yang sudah disepakati. Berusahalah bersikap wajar/tidak. Kemarahan terkadang justru membingungkan anak dan tidak efektif mencegahnya untuk kembali berkata kasar.

Orangtua harus jeli mencari penyebab anak makin bahagia memakai kata-kata kasar/jorok tersebut. Apakah tiap kali ia berucap kata-kata kasar, kemudian ditertawakan oleh para anggota keluarga lain di rumah? Kalau memang demikian, beri pengertian pada anggota keluarga lainnya untuk tidak memperlihatkan respons faktual bila anak melontarkan kata-kata yang kurang pantas. Umumnya, anak akan segera menghentikan kebiasaan buruknya alasannya ialah ia tahu tidak sukses menerima perhatian dari sikap itu.
Advertisement

Iklan Sidebar